Cuaca di Sipora Selatan, Mentawai, Sumatra Barat, Senin (1/11), masih buruk. Angin dan badai masih melanda kawasan itu. Ombak di Teluk Siberut bisa mencapai lima hingga tujuh meter. Kondisi ini membuat kapal kesulitan keluar dari Pelabuhan Sikakap.
Meski begitu, rencananya pagi ini sisa bantuan yang masih tertahan, seperti makanan, air mineral dan beras akan segera disalurkan ke tempat lain. Bantuan akan diangkut melalui kapal besar. Jika bantuan ini sudah tersalurkan, para relawan di posko bencana berharap sumbangan lain akan kembali berdatangan.
Sementara itu, sejumlah relawan dan berbagai bantuan masih menumpuk di Kecamatan Sikakap, Mentawai. Bantuan dari daerah ini juga sulit disalurkan karena cuaca susah diprediksi. Padahal, para pengungsi sudah sangat membutuhkan bantuan, termasuk pertolongan medis. Berdasarkan keterangan, satu tim medis sampai sekarang masih tertahan di Padang menunggu cuaca membaik [baca: Cuaca Ekstrem, Tim Medis Belum Berangkat].
Bencana gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai memberikan dampak yang tidak kecil bagi para korban, khususnya bayi dan anak-anak. Bersama dengan ratusan warga lain bocah-bocah itu terpaksa tinggal di tempat pengungsian.
Tsunami dahsyat yang menerjang pemukiman mereka telah menghancurkan semua yang ada, mainan, pakaian, bahkan rumah mereka. Kini di tempat inilah mereka ditampung. Bermain, belajar, tidur entah sampai kapan. Trauma gelombang tinggi jelas masih melekat.
Jika boleh memilih tentu bukan kondisi seperti ini yang mereka inginkan. Bocah-bocah malang ini jelas ingin tidur di kasur yang empuk, belajar di sekolah, dan bermain seperti sediakala
0 comments:
Post a Comment